Jumat, 29 Maret, 2024

Ekspor 18 Ribu Ton Pisang, Komisi IV DPR Apresiasi Mentan

MONITOR, Jakarta – Komisi IV DPR RI melakukan serangkaian kunjungan kerja ke Maluku Utara. Salah satunya memantau perkembangan budidaya hortikultura yang merupakan program Kementerian Pertanian (Kementan), utamanya komoditas pisang di Halmahera Barat (Halbar).

“Saya meninjau langsung pertanaman di sini. Sangat luas, sebesar 62 persen pisang Maluku Utara berada di Halbar dan 29 persen di Halsel” ungkap Michael Wattimena, Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI saat Deklarasi Petani Sebagai Profesi Unggulan dan Kampanye Kedaulatan Pangan Lokal, di Jailolo, Halbar, Minggu (29/4).

Pria yang akrab disapa dengam Wattimena ini menyebukan berbagai jenis pisang tumbuh subur di Halbar. Yang dominan yakni pisang jenis mulu bebe, disamping itu ada pisang raja, pisang tanduk api, pisang sepatu, dan lainnya tumbuh subur di sini.

“Pisang mulu bebe agar menjadi komoditas unggulan daerah yang siap masuk di pasar lokal maupun ekspor,” sebutnya.

- Advertisement -

“Saya apresiasi ke Mentan Amran, telah berhasil ekspor pisang 18 ribu ton dan tidak ada impor. Kita terus mendorong agar pisang terus dikembangkan di sini,” pintanya.

Lebih lanjut Wattimena menuturkan selain pisang, Kementan juga mengembangka komoditas hortikultura seperti jeruk siem dan durian. “Tujuanya agar petani di Maluku, Maluku Utara dan wilayah timur lainnya harus lebih sejahtera,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Suwandi saat mendampingi kunjungan kerja tersebut, mengatakan secara nasional, tahun 2017 luas pisang ada 90 ribu hektar dan produksinya 7.1 juta ton. Sejak 2015 tidak impor dan bahkan telah ekspor.

“Pada 2017 telah ekspor 18 ribu ton senilai Rp 120 miliar ke China, Malaysia, Jepang, Korea, Singapura, Emirat Arab, Oman dan lainnya. Tahun 2018 ini diharapkan ekspornya naik lagi,” katanya.

Suwandi menegaskan program prioritas mendorong ekspor dan pengendalian impor ini sesuai arahan Mentan Andi Amran Sulaiman. Karena itu, komoditas pertanian yang dihasilkan petani harus berdaya saing, menghasilkan devisa dan mensejahterakan petani.

“Kita terus mengembangkan sentra sentra hortikultura yang unggul dan bernilai ekonomi. Pendekatannya kawasan, bisa buah-buahan maupun sayuran. Selain pisang di Halbar, juga telah dikembangkan Jeruk Siem di Tidore Kepulauan, Kepulauan Sula dan Halmahera Tengah. Juga Mangga di Tidore Kepulauan dan Durian di Morotai,” tegasnya.

Bupati Halbar Danny Missy, SE, MM mengatakan pemerintah Halbar siap mengembangkan komoditas unggulan pisang hulu bebe, kentang, kol, wortel. Disamping itu siap juga meningkatkan produksi jagung dan cengkeh.

“Untuk perluasan pisang mulu bebe sebentar selesai proses sertifikasi dan mendongkrak perbenihannya. Ini mensejahterakan petani,” ujarnya.

Sementara itu Arnold, pemuda tani Desa Gamnyial, Kecamatan Sahu Timur, Halbar mengapresiasi kunjungan kerja yang dilakukan Michael Wattimena. Menurutnya, anggota DPR RI tersebut sering turun ke lapangan guna memberi dukungan kepada masyarakat khususnya petani untuk lebih giat memajukan pertanian.

“Petani itu lebih beruntung, tergantung mengelolanya. Banyak sumber pendapatan dari pisang, padi, dan lainnya. Sudah 20 tahun bertani tanam 1.370 pohon pisang dan targetnya 10.000 pohon,” ujarnya.

“Disini pola berkelompok 12 orang. Hasilnya dibeli dibo dibo (pedagang) jadi tidak sulit jualnya. Lumayan sekitar Rp 5 juta perbulan bisa untuk hidup sehari hari dan sekolah anak,” tambahnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER