Jumat, 29 Maret, 2024

Rutan Rangkasbitung Kenalkan Program Pemasyarakatan ke Mahasiswa

MONITOR Lebak – Prison’s Day Out yang digelorakan oleh Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung benar-benar telah membumi diwilayah Kabupaten Lebak, kali ini datang dengan konsep sedikit berbeda dengan Prison Goes To Campus, beri Pembekalan kepada ratusan mahasiswa baru Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro Rangkasbitung, Sabtu (12/09).

Prison goes to campus ke PT Latansa Mashiro Rangkasbitung ini memenuhi undangan panitia penyelenggara kepada Rutan Rangkasbitung untuk mengisi kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), sebanyak 563 mahasiswa mengikuti kegiatan PKKMB ini di Hall Auditorium Latansa Mashiro.

Kepala Rutan Rangkasbitung, Sigit Budiyanto menyampaikan bahwa undangan panitia PKKMB Latansa Mashiro ini sejalan dengan program Rutan Rangkasbitung yang baru dilaunching minggu lalu, yaitu prison’s Day Out, yang diantaranya ada Prison Goes to Campus.

“ini merupakan sebuah kebanggaan bagi kami, Alhamdulillah ini kepercayaan panitia kepada kami, kepada Rutan Rangkasbitung, kegiatan ini juga mensinergikan program kami terutama dalam tujuan merubah image pemasyarakatan menjadi lebih positif, mendekatkan dan membaurkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dengan masyarakat (mahasiswa)”, Ujar Sigit melalui siaran pers yang diterima Monitor di Jakarta, Rabu (12/9).

- Advertisement -

Ia menambahkan konsep prison goes to campus kali ini dibungkus dengan konsep berbeda.”kita sampaikan pemaparan, diskusi interaktif mengenai hukum dan sistem pemasyarakatan, kita selipkan pesan anti korupsi, anti radikalisme, anti narkoba dan anti plagiarisme. Selain itu, kita tampilkan kesenian marawis kemudian kita ajak mereka sedikit senam, jadi mahasiswa bisa menangkap sesi kita” tutur Sigit

Ketua penyelenggara PKKMB Latansa Mashiro, Asep Komarudin, menyampaikan sesi PKKMB tadi bertema anti korupsi, anti radikalisme, anti narkoba dan anti plagiarisme.”kegiatan tadi tepat diisi oleh Rutan Rangkasbitung, selain menjadikan shockterapi, hal tersebut bisa menjadi testimoni yang nyata, sehinga mahasiswa akan selalu instopeksi dan sadar hukum, menjadi mahasiswa yang berakhlakul karimah, tidak arogan dan tidak mudah putus asa” pungkas Asep.

 

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER