Sabtu, 20 April, 2024

Kartu Kuning Untuk Jokowi

Terlepas pro dan kontra yang menyertai protes Zaadit Taqwa kepada Presiden Jokowi diacara Dies Natalis Universitas Indonesia (UI) yang ke-68. Zaadit Taqwa merupakan mahasiswa fenomenal. Betapa tidak. Disaat mahasiswa-mahasiswa lain di seluruh Indonesia berdiam diri dan disibukan dengan tugas-tugas kuliah. Zaadit Taqwa muncul menjadi mahasiswa yang membanggakan. Karena mampu melakukan protes secara terbuka kepada kepala negara.

Kartu kuning yang diberikan Zaadit Taqwa kepada Presiden RI ke-7 tersebut harus dimaknai positif dan konstruktif. Positif karena Zaadit Taqwa mampu mengingatkan Jokowi agar dalam menjalankan pemerintahan tidak keluar jalur. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus di kerjakan oleh kepala pemerintahan tersebut. Konstruktif karena kritik tersebut bermaksud untuk membangun bangsa kearah yang lebih baik.

Kritik jangan dimaknai menghujat. Kritik jangan dimaknai menghina. Kritik jangan dimaknai merendahkan martabat. Krtitik jangan dimaknai anti pemerintah. Kritik jangan dimaknai ingin dirangkul. Kritik jangan dimaknai ketidaksukaan. Kritik jangan dimaknai perbuatan yang aneh. Kritik jangan dimaknai sebagai kebencian. Kritik jangan sampai dimaknai sebagai kejahatan. Tapi kritik harus dimaknai sebagai kasih sayang. Kasih sayang seorang Zaadit Taqwa kepada Jokowi sebagai Presiden RI.

Zaadit Taqwa bukan mahasiswa biasa. Dia Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI. Tidak heran, jika apa yang dilakukannya memprotes Jokowi dengan cara mengacungkan “map kuning” dan juga meniup pluit mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Dengan keberaniannya tersebut, dia akan tercatat dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

- Advertisement -

Indonesia membutuhkan anak muda pemberani, cerdas, gesit, progresif, produktif, inovatif, kreatif, percaya diri, mandiri, murah hati, bijaksana, menjunjung moralitas, optimis, dan bermental baja. Dan Indonesia tidak membutuhkan pemuda yang pengecut, pemalas, pragmatis, rendah diri, pesimis, a-moral, berpangku tangan, pengkhianat, memble, curang, culas, bermental tempe dan ayam sayur.

Zaadit Taqwa merupakan mahasiswa dan pemuda zaman now. Anak muda yang kritis dan sensitif dalam melihat permasalahan-permasalahan bangsa yang harus diperbaiki. Gizi buruk dan kelaparan di Papua, kenaikan harga listrik, kenaikan harga bahan pokok, impor beras, makin sulitnya beban masyarakat, penganiayaan kepada para ulama, penunjukkan jenderal aktif menjadi plt gubernur, kemiskinan, dan kebodohan merupakan permasalahan-permasalahan yang harus dicari jalan keluar dan diselesaikan.

Kartu kuning dari Zaadit Taqwa merupakan peringatan agar Jokowi dalam menjalankan pemerintahannya on the track, tidak berbelok-belok atau bahkan lari dari tanggung jawab. Sebagai kepala negara dan pemerintahan yang baik, Jokowi harus menerima kritikan dan peringatan tersebut dengan lapang dada. Dan bahkan jika perlu mengundang Zaadit Taqwa dan pengurus BEM UI lainnya ke Istana Negara untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa yang sedang dihadapi.

Say thank you lah kepada Zaadit Taqwa. Disaat mahasiswa dan masyarakat seperti kita diam dalam melihat ketidakadilan dan keterpurukan. Ekonomi makin sulit, rakyat makin terjepit, kerusakan moral meraja rela, korupsi terjadi dimana-mana, kekayaan negara dikuasai oleh segelintir orang, narkoba yang tak terbendung. Zaadit Taqwa berdiri untuk mengingatkan kita semua bahwa bangsa ini harus segera diperbaiki, bahwa pemerintah harus bertindak cepat dan serius dalam mengurus negara dan rakyatnya.

Jangan biarkan rakyat menderita kelaparan dan gizi buruk. Jangan biarkan negara ini berjalan tanpa arah. Jangan biarkan rakyat semakin melarat karena dihisap oleh pejabat yang korup dan laknat. Jangan biarkan rakyat sekarat karena tidak berdaulat. Jangan biarkan rakyat bekerja sendirian. Pemerintah harus hadir untuk mengangkat harkat dan derajat rakyat.

Rakyat jangan hanya dicari, didatangi, dan disapa ketika akan Pilkada, Pileg, atau Pilpres. Rakyat harus menjadi sumber inspirasi dalam mengambil kebijakan bernegara. Jika rakyat lapar, maka negara harus hadir dan menjadikannya kenyang. Jika rakyat miskin, pemerintah berkewajiban untuk mensejahterakannya. Jika rakyat bodoh, maka pemimpin bangsa ini yang harus mencerdaskannya. Jadikanlah rakyat sebagai subjek pembangunan. Dan jangan jadikan rakyat sebagai objek pembangunan.

Peringatan kartu kuning dari Zaadit Taqwa menandakan bahwa pemerintah dianggap abai terhadap persoalan-persoalan kerakyatan. Jangan sampai pemerintah salah urus dalam mengelola negara ini. Dan jangan sampai karena sibuk kampanye dan pencitraan rakyat yang menjadi korban.

Dimana suara mahasiswa yg lain. Apakah sedang sibuk kuliah. Ataukah sedang kongkow-kongkow tanpa arah. Suara mahasiswa adalah suara rakyat. Mari kita berbuat yang terbaik untuk rakyat, bangsa dan bernegara. Jika kita melihat kebobrokan dan kejanggalan dalam pengelolaan negara, maka wajib hukumnya kita mengingatkan pemerintah agar berbenah dan terarah.

Sejatinya siapapun yang melakukan kritik dan protes terhadap pemerintah harus direspons dengan baik. Karena kritikan-kritikan tersebut bertujuan untuk membangun bangsa. Kritikan Zaadit Taqwa harus menjadi inspirasi untuk kita semua. Bahwa mengkritik dan mengingatkan penguasa adalah keniscayaan. Dan dijamin undang-undang. Jangan biarkan negara ini dikelola serampangan.

Jika negara ini dikelola dengan baik, insya Allah negara ini akan menjadi negara hebat dan kuat. Hebat dan tidaknya negara kita ini bergantung kepada penyelenggara negaranya. Pastikan para penyelenggara negara jauh dari perilaku korup dan cinta dunia “wahn”. Bangsa ini butuh percepatan untuk bangkit dari keterpurukan dan dapat melaju bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Kartu kuning dari Zaadit Taqwa sebagai pengingat untuk kita semua bahwa masih banyak persoalan-persoalan bangsa yang perlu penanganan serius untuk diselesaikan.

Jangan sampai kartu kuning Zaadit Taqwa kepada Jokowi menjadi kartu merah dikemudian hari. Oleh karena itu, dengan sisa dua tahun lagi pemerintahan Jokowi-JK harus bekerja yang terbaik dalam melayani rakyat. Selamat bekerja.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER