Sabtu, 27 April, 2024

Memasuki Akhir Tahun, Kemenperin Ingin Semua PR Rampung

MONITOR Jakarta – Kementerian  Perindustrian terus berupaya menyelesaikan sejumlah “pekerjaan rumah” yang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini. Terutama terkait koordinasi dengan kementerian lain, seperti mengenai kebijakan pemberian insetif fiskal bagi industri.

“Misalnya untuk sektor otomotif, di mana kami sedang mendorong pengembangan kendaraan low cost emission carbon termasuk di dalamnya adalah mobil berbasis listrik dan hibrida. Program ini dijalankan agar Indonesia ikut berperan dalam pengembangan industri yang ramah lingkungan,” paparnya.

Selain itu, Kemenperin juga telah mengusulkan untuk fasilitas pengurangan pajak kepada industri yang tergolong sektor padat karya berorientasi ekspor serta yang berkomitmen membangun pendidikan vokasi dan pusat vokasi. “Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama, bisa dihasilkan kebijakannya. Kami sedang bahas dengan Badan Kebijakan Fiskal,” ungkap Airlangga.

Menperin menyampaikan, hingga saat ini, geliat industri nasional masih menunjukkan tren yang positif. Pasalnya, kinerja dari beberapa sektor manufaktur mampu melampaui pertumbuhan ekonomi seperti industri logam dasar, makanan dan minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, serta kimia dan farmasi. “Ini menyatakan bahwa adanya market confidence dan apa yang dilakukan pemerintah Jokowi sudah berada pada track yang benar,” ujarnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut, apabila dilihat dari kontribusinya, industri memberikan sumbangan terbesar terhadap PDB nasonal. “Kalau digabung dengan turunannya, tentu kontribusinya lebih dari 30 persen. Dari segi penyerapan tenaga kerja, ada pertumbuhan mendekati 1,5 juta orang yang terjadi pada tahun 2016-2017," imbuhnya.

Menteri Airlangga menegaskan, di era digital saat ini, pemerintah perlu mendorong kesiapan teknologi dan efisiensi pasar tenaga kerja. Hal ini dilakukan agar daya saing industri nasional meningkat di kancah global. “Dalam upaya yang terkait primary education, kami laksanakan melalui program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri. Saat ini, telah disesuaikan lebih dari 35 program studi termasuk di dalamnya adalah program robotik,” jelanya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, revolusi industri keempat atau Industry 4.0 tidak bisa lagi dihindari. Fase ini menuntut agar setiap sektor produksi di industri sudah terintegrasi secara online. "Makanya harus kita cermati ini," ujarnya.

Menurut Darmin, agar siap menghadapi era Industry 4.0 tersebut, peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi hal yang krusial. Untuk itu, pemerintah telah melakukan dengan berbagai program strategis. "Kita harus cermat memilih apa saja yang kita bisa unggul. Apa yang dominan diperdagangkan di marketplace dunia, produk yang bisa dihasilkan. Memang bukan teknologi tinggi, itu harus diakui, tapi ada hal-hal yang skalanya luar biasa besarnya. Sederhananya saja seperti produk karet, misalnya di pintu dan kaca mobil. Ini skala dunia, jangan bayangkan skala Indonesia," paparnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER