Kamis, 18 April, 2024

Fakta dan Legenda tentang Santa Claus

MONITOR – Salah satu yang dinanti-nantikan pada saat perayaan Natal, terutama oleh anak-anak adalah kehadiran sosok pria kebapakan berkostum nuansa merah sedikit ornamen putih, juga menggendong banyak kado sebagai hadiah cuma-cuma tanda kasih dalam Natal.

Lalu, siapakah sesungguhnya Santa Claus itu? Tokoh yang sangat murah hati ini, adakah cerita nyata atau sekadar legenda. Sebuah artikel seorang Pastur, bernama William P. Saunders dari  Arlington Catholic Herald dalam www.catholicherald.com, dan diterjemahkan oleh YESAYA : www.indocell.net/yesaya atas ijin dari The Arlington Catholic Herald, dapat mewakili sebagian kisahnya.

Santa Claus merujuk pada seorang Uskup  bernama asli St. Nikolaus. Meskipun memiliki bukti sejarah yang sedikit, diyakini oleh umat Kristiani St. Nikolaus adalah Santa Claus yang dikenal selama ini.

St. Nikolaus lahir di Patara, Lycia, sebuah Propinsi di Asia kecil. Anak dari keluarga Kristiani yang patuh dan kaya raya. Ia dididik dalam tradisi Kristiani yang kuat, dalam kisahnya, St. Nikolaus belajar ajaran-ajaran Gereja sudah sejak usia dini, lima tahun.

- Advertisement -

Sepeninggal orangtuanya, dalam usia yang masih muda, St. Nikolaus mewarisi harta yang melimpah. Ia gunakan kekayaan itu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Ia senantiasa mengamalkan kebajikan dan belas kasih.

Kisahnya yang terkenal adalah ketika ia menolong tiga gadis, putri dari ayah yang miskin. Sang ayah hendak menjual anak-anak perempuannya itu ke pelacuran lantaran si ayah tak mampu menyediakan mas kawin yang diperlukan untuk pernikahan mereka. Nasib buruk keluarga ini didengar oleh St. Nikolaus. Lau, ia memutuskan untuk menolongnya. Dalam tengah malam, ia pergi ke rumah gadis-gadis tadi dan meletakkan sekantong emas melalui salah satu jendela rumah yang terbuka.

Selamatlah tiga gadis tersebut dari nasib buruk. Uang yang dibutuhkan untuk sebuah mas kawin yang pantas telah tersedia oleh kemurahan hati St. Nikolaus. Kabar murah hati Nikolaus segera tersebar luas. Orang-orang juga menyematkan ia sebagai seorang kudus. Sehingga, ketika Bapa Uskup wafat, St. Nikolaus didapuk untuk menggantikannya sebagai Uskup Myra.

Cerita berikutnya mengisahkan St. Nikolaus yang turut membebaskan tiga orang tak bersalah yang dijatuhi vonis mati oleh gubernur yang dikenal korup bernama  Eustathius. St. Nikolaus diperkirakan wafat pada abad keempat antara tahun 345 dan 352 Masehi, tanggal 6 Desember, dan dimakamkan di katedralnya.

St. Nikolaus telah senantiasa dihormati sebagai seorang Uskup besar. Sehingga pada abad keenam, Kaisar Yustinian I mendirikan gereja sebagai penghormatan bagi St. Nikolaus di Konstatinopel. Sementara St. Yohannes mencantumkan namanya dalam liturgi.

Pada abad kesepuluh, nama St. Nikolaus semakin harum dan dikenal luas bahkan melewati batas-batas geografis, mendunia. Segenap umat Kristiani menghormati dan memuliakannya.

Setelah masuknya pengaruh Seljuk Moslem yang fanatik, jasad St. Nikolaus diselamatkan oleh para saudagar Italia. Tahun 1087 dimakamkan kembali di sebuah gereja di Bari, Italia. Paus Urbanus II memberkati makam tersebut dengan upacara yang istimewa. Sejak saat itu, devosi kepada St. Nikolaus berkembang di Barat. Sebagai contoh, lebih dari 400 gereja di Inggris didedikasikan kepadanya. Pada masa abad pertengahan, makamnya menjadi tempat ziarah yang paling banyak dikunjungi para peziarah dari seluruh Eropa.

Tradisi pemberian hadiah-hadiah pada saat Natal disangkut pautkan dengan kisah mengenai ayah dan tiga anak gadisnya yang malang itu. St. Nikolaus lalu dikenal sebagai Sinter Klaas di Belanda, masuk ke Amerika dikenal dengan sebutan Santa Claus. Cerita imajinasi lalu disematkan untuk memotivasi anak-anak bahwa Santa Claus akan datang malam menjelang pestanya dengan membawa banyak hadiah untuk anak-anak yang baik hati; seringkali mengisikannya pada sepatu-sepatu kayu mereka. Hiasan-hiasan khas Belanda dan Jerman menggambarkan St. Nikolaus mengenakan pakaian uskup dengan tongkat di tangannya, disertai malaikat penolong yang membawa daftar nama-nama anak yang selalu bersikap manis.

Di Eropa, kisah Santa Claus juga dikaitkan dengan legenda dewa Thor yang mengendarai sebuah kereta dan datang mengunjungi rumah melalui cerobong asap.

Abad ke-19, beberapa penulis Amerika dianggap berperan menghapuskan gambaran St. Nikolaus sebagai seorang Uskup. Pada tahun 1820, Washington Irving menulis sebuah kisah mengenai Santa Claus yang terbang berkendara kereta membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak. Jelang tiga tahun berikutnya giliran Clement Moore yang menggambarkan Santa Claus sebagai seorang “kurcaci tua” dengan perut gendut seperti tong, dan pipi merah mawar.

Berdasarkan gambaran Moore tersebut, tahun 1882, Thomas Nast melukis Santa Claus dan menambahkan North Pole sebagai tempat tinggalnya.  Paling akhir, seniman iklan dari Coca-cola, Haddom Sunblom, menggambarkan sosok Santa Claus menjadi tokoh berkostum merah, perawakan besar, bahkan digambarkan gemar minum cola.

Jadi, apakah Sinter Klaas atau Santa Claus sungguh ada?

St. Nikolaus memang ada, kebajikan dan cinta kasihnya menginspirasi banyak orang. sang penebar kasih ini telah melewati sejarah dan menjelma menjadi Santa Claus atau Sinter Klaas. Sikapnya yang murah hati mengilhami para pecintanya imajinasi kreatif, menggubah kisah dan hikayat yang sarat makna, mendidik anak-anak agar senantiasa memiliki karakter penolong untuk membantu sesama. 

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER