Jumat, 19 April, 2024

Gedung Vokasi di Riau Telan Biaya Rp 24,8 Miliar

MONITOR, Pekanbaru – Kementerian Perindustrian terus mendorong industri nasional agar berperan aktif dalam pengembangan program pendidikan vokasi yang mengusung konsep link and match antara lembaga pendidikan dengan dunia kerja.

Selain bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai sesuai kebutuhan perusahaan, hasil program vokasi ini juga mampu meningkatkan daya saing industrinya.

“Untuk itu, kami memberikan apresiasi kepada Tanoto Foundation dan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) karena telah mendukung upaya dalam penyediaan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten dengan melibatkan perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika melakukan kunjungan kerja di PT RAPP, Riau, Minggu (21/1).

Pada kesempatan ini, Airlangga didampingi Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Bupati Pelalawan HM Harris, dan Direktur Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Anderson Tanoto.

- Advertisement -

Menperin menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pembangunan Gedung Baru Program Vokasi Pulp dan Kertas senilai Rp24,8 miliar. Langkah sinergi ini dilakukan oleh PT RAPP, Tanoto Foundation dan Universitas Riau.

Selanjutnya, Airlangga juga menyerahkan bantuan peralatan pendidikan dari PT RAPP kepada SMK Negeri 1 Pangkalan Kerinci dan SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru.

“Kami berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat Riau dan sekitarnya dalam pengembangan potensi sumber daya industri di wilayah Riau. Selain itu juga bisa menyerap banyak tenaga kerja lokal,” ujarnya.

Program vokasi ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia.

Pembangunan gedung dan prasarana perkuliahan yang didukung dengan fasilitas laboratorium lengkap ini diharapkan tidak hanya mampu memberi sumbangsih kepada negara secara ekonomi, namun juga terhadap peningkatan kualitas SDM agar Indonesia memiliki daya saing yang tinggi khususnya di sektor industri pulp dan kertas.

Lebih lanjut, menurut Airlangga, industri pulp dan kertas berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional sehingga ditetapkan sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannya sesuai Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional.

“Hal ini sangatlah tepat karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif terutama terkait bahan baku, di mana produktivitas tanaman kita jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara pesaing yang beriklim subtropis,” ungkapnya.

Selama ini, negara-negara North America dan Scandinavia (NORSCAN) yang menjadi pemasok utama pulp dan kertas di dunia, menunjukkan kecenderungan produksi yang semakin menurun.

Saat ini telah bergeser ke Asia Tenggara terutama Indonesia serta negara-negara Amerika Latin seperti Chili, Brasil, dan Uruguay.

Kemenperin mencatat, daya saing industri pulp dan kertas Indonesia di kancah internasional cukup terkemuka, di mana industri pulp menempati peringkat ke-10 dan industri kertas di posisi ke-6 dunia, sementara di Asia menduduki tangga ke-3 untuk industri pulp dan kertas.

Kemudian, dilihat dari peranannya dalam perekonomian nasional, antara lain yaitu kontribusinya dalam ekspor yang mampu mencapai USD5,1 miliar pada tahun 2016.

Sementara itu, berdasarkan data sampai dengan kuartal III tahun 2017, ekspor pulp dan kertas meningkat 18,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Selanjutnya, kontribusi industri pulp dan kertas terhadap pembentukan PDB pada triwulan III tahun 2017 sebesar 0,71 persen.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER