Kamis, 18 April, 2024

Menteri LHK Tantang Profesional Kehutanan Jawab Persaingan Global

MONITOR, Jakarta –Dengan mengucap janji profesi untuk bertanggungjawab dalam berkarya, percaya diri, terbuka untuk bekerjasama, dan menaati hukum negara, sebanyak 115 Insinyur dikukuhkan dalam Upacara Pengukuhan dan Janji Insinyur Profesional di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta (22/01/2018).

Acara yang digelar Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Badan Kejuruan Teknik Kehutanan (BKTK) ini, juga dihadiri oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya, yang menjadi salah satu Insinyur yang dikukuhkan sebagai Insinyur Profesional Utama (IPU).

"Kita bersyukur kepada Tuhan YME, bahwa pagi ini telah berlangsung acara pengukuhan Insinyur Profesi Teknik Kehutanan. Saya hadir saat ini dengan penugasan dari Mensesneg dan saya menyampaikan bahwa Bapak Presiden memberikan perhatian dan mendukung langkah-langkah profesi, teknik kehutanan sebagaimana pengukuhan ini”, tutur Menteri Siti Nurbaya mengawali sambutannya.

Disampaikan Siti Nurbaya, Presiden berpesan agar para profesional kehutanan semakin kokoh dalam membangun daya saing bangsa. "Oleh karena itu apa yang paling penting di dalam menjaga daya saing, selain sumber daya alam dan hal-hal dasar yang dimiliki, juga efektifitas manajemen, serta persoalan inovasi di dalamnya. Pesannya untuk meningkatkan terus menerus SDM sebagai faktor penting dan utama", lanjutnya.

- Advertisement -

Presiden juga menegaskan prioritas kerja kabinet ini mulai tahun depan 2019 dikonsentrasikan kepada SDM, sebagaimana pesan Presiden di berbagai kesempatan. 

Dalam kaitan itu, Menteri menyampaikan bahwa diantara upaya itu, maka agenda pengukuhan profesionalis seperti ini jadi sangat penting. Berpikir dan bekerja terukur dan sistematis sebagai ciri profesional. 

Selain itu, Siti Nurbaya menjelaskan pola pendekatan yang terus berpikir seperti yang dilakukan saat ini atau disebut thinking ahead, berkembang terus dengan refleksi dan memikir ulang (thinking over), dan saat ini sangat diperlukan membandingkan dengan berbagai referensi (thinking accross), dalam menghadapi tantangan.

"Thinking ahead, thinking over, dan thinking accross, itulah bagian penting dari pengembangan profesional. Kehadiran insinyur profesional dapat menjadi andalan untuk menjaga penetrasi globalisasi dimana filter dalam berdaya saing dengan profesionalis luar negeri ada pada organisasi-organisasi profesional atau asosiasi", demikian tegasnya.

Ia juga menjelaskan tantangan di sektor kehutanan baik internasional dan dalam negeri, seperti terkait bisnis kehutanan dan perspektif konfigurasi bisnis baru dengan kehadiran program perhutanan sosial. 

"Bisnis kehutanan harus terus menjadi pemikiran untuk kita tingkatkan formatnya, bagaimana kesatuan forward dan backward linkage-nya, dan yang kedua berkaitan dengan konfigurasi bisnisnya, misalnya dari pendekatan timber management, ke skema perhutanan sosial, bagaimana kita menjaga kelestariannya dari perspektif profesi. Bagaimana praktek-praktek profesional sesungguhnya dalam operasional penanganan lingkungan” jelasnya.

"Selamat untuk kita semua, kita berkarya dan berbakti untuk negara dan bangsa, jangan pernah bosan dan jangan pernah lelah berbakti untuk bangsa ini", pesan Siti Nurbaya di akhir sambutannya.

Dalam kesempatan ini juga dilakukan penyematan medali secara simbolis bagi para Insinyur Profesional Utama, yaitu kepada Menteri Siti Nurbaya, Darori Wonodipuro (anggota DPR RI), Jacob Manusawai (Rektor Universitas Papua), Musdhalifah Machmud (Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kemenko Perekonomian), dan Fairus Mulia (praktisi kehutanan). Penyematan dilakukan oleh Ketua Umum PII, Dr. Ir. A. Hermanto Dardak MSc.IPU, didampingi oleh Ketua BKTK, Ir. Tonni Hari Widiananto, MSc.

Setelah menyampaikan apresiasinya kepada Menteri LHK, Hermanto Dardak juga menjelaskan bahwa saat ini ada 21 badan kejuruan di Indonesia, dan dari 800.000 Insinyur di Indonesia, yang teregister sebagai profesional baru sebanyak 12.500 orang.

"Sejak tahun 1995, sudah mutual rekognisi dari negara Asia sebagai peluang networking, dan terdapat tiga hal yang harus diperhatikan oleh Insinyur profesional, yaitu keselamatan publik, kesehatan publik, dan keberlanjutan lingkungan", ujar Hermanto.

Mendukung pernyataan Hermanto, Tonni Hari juga menyampaikan pesannya, bahwa membangun hutan tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan harus bekerjasama dengan profesi lain, untuk saling memperkuat.

Sejumlah jajaran KLHK juga tampak dalam acara pengukuhan ini, antara lain Sekretaris Jenderal KLHK, Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Kepala Badan PPSDM dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK.

Acara pengukuhan dilanjutkan dengan Simposium Nasional I Badan Kejuruan Teknik Kehutanan, dengan tema "Mendayagunakan Sumberdaya Hutan Secara Profesional untuk Kesejahteraan Rakyat dan Berwawasan Lingkungan".

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER